Merak dan Semak
23.33
Sang pangeran menyusuri ruang tempatku bernapas,
Menjelajah malam pada mimpi-mimpiku yang indah
Memberi sejuta harap
Layaknya mentari yang tak jua kunjung padam
Tapi kemudian
Pangeran menapak jalan yang menjauh
Tanpa arah
Hingga kesempurnaan sang pencipta hentikan langkahnya
Pangeranku mendungu
Terlena oleh pesona sang merak
Dia cantik, sangat..
Aku iri pada bulu-bulunya nan indah
Menutupi setiap lekuk tubuhnya yang molek
Dia cantik, sungguh..
Aku cemburu ketika pangeranku menghampirinya
Mendekap dan memujanya dengan amat sangat
Dan aku masih disini
Menanti pangeranku membawa rasa
Tapi mana mungkin!
Sedangkan aku hanyalah semak
Singgahan pangeran untuk meludah
Lalu, pantaskah?
0 komentar